Senin, 04 Februari 2013

RESENSI BUKU : HABIBIE & AINUN

JUDUL           : HABIBIE & AINUN
PENULIS       : BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE
PENERBIT    : PT THC MANDIRI
HALAMAN   : XI + 323 HALAMAN

Buku bergambar dua sejoli ini belakangan menjadi buku yang paling dicari, terutama sejak filmnya beredar di seluruh bioskop tanah air. Ya, hanya dengan melihat keromantisan yang tercermin dari covernya, buku ini sudah mampu membius mata siapapun yang melihatnya, mengekang hati untuk segera membacanya, sembari mendalami nilai-nilai positif yang berseliweran dalam tiap lembarnya. Dengan bahasa yang ramah dan santun, Bapak BJ. Habibie menceritakan kisah hidupnya bersama kekasih manunggalnya, Ibu Ainun. Tenang, ringan, dan mengalir layaknya kita menjadi sang tokoh tersebut. Sebagai penggila buku, saya bisa merasakan betapa beliau menuliskan baris demi baris kalimat di dalamnya dengan hati. Sebagaimana pengakuannya, beliau memang menuliskan buku ini sebagai media untuk mencurahkan perasaannya, terutama rasa sepi yang tak berujung. Sebuah bentuk perlawanan rasa sedih yang sangat manis. Mencoba bernostalgia dengan piringan hitam yang tak akan pernah berkarat karena tersimpan indah dalam memori hati yang paling suci sehingga melahirkan sebuah karya yang patut menjadi inspirasi bagi setiap pasangan suami istri.

Dalam buku ini, Bapak BJ. Habibie juga menuliskan bagaimana perjuangannya menaiki tangga demi tangga meraih cita-cita sejatinya. Keikhlasan, kerja keras, kesabaran, rasa pengertian yang semuanya itu dibalut oleh sejuknya cinta dan kesetiaan lalu terwujud dalam sikap hidup dalam kesahajaan. Jauh dari keluarga besar membuat keduanya semakin menguatkan jemari, berserah pada Illahi, serta saling menyemangati. Tak mudah memang, hidup di negeri orang. Namun tak ada yang tak mungkin, jika kita berpasrah diri dan mau berusaha maksimal. Kira-kira begitulah pesan yang ingin disampaikan dalam buku ini.

Dari buku ini kita juga bisa melihat bagaimana sepak terjang anak-anak bangsa yang telah sukses meniti karir untuk kemajuan negeri ini. Sebuah pesawat perdana yang diciptakan oleh putra-putri bangsa akhirnya terbang anggun membelah langit Bandung pada tanggal 10 Agustus 1995, N 250 Gatotkaca.

Meskipun pada intinya Bapak BJ. Habibie menuliskan kisah hidupnya bersama Ibu Ainun, namun sesungguhnya banyak cerita menarik yang bisa menjadi catatan sejarah bangsa kita yang ditulis dengan apik oleh beliau.

Perjalanan cinta sejati memang selalu menarik untuk diikuti, apalagi beliau menuliskan apa saja yang berkenaan dengan Ibu Ainun, peristiwa-peristiwa penting, hingga detik-detik menjelang wafatnya Ibu Ainun -penulis lebih suka menyebutnya dengan pindah ke dimensi lain-.

Di luar keromantisan covernya, buku ini juga menuangkan deretan perjalanan bangsa yang sangat rentan terhadap pro dan kontra, terutama tentang masa-masa berdarah Mei 1998 yang tentu saja jauh dari dugaan para pembaca sebelumnya.

Namun, saya beri beliau, Bapak BJ. Habibie, 5 bintang untuk buku ini. Sebuah buku wajib bagi siapapun yang ingin mempelajari sejarah dan jalan hidup bangsa kita, mempelajari bahwa jabatan bukanlah segalanya. Keluarga yang utama. Keluarga yang jadi amanah Tuhan. Semoga kita semua bisa memetik pelajaran dari buku ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar