Minggu, 03 Juni 2012

Saat Didera Kekalahan Bertubi-tubi

Mengikuti sebuah event kepenulisan memang menyenangkan. Kita belajar berkompetisi, membuat tulisan sebagus mungkin agar bisa menang. Bahkah kita bisa mencari berbagai literatur untuk memperkaya tulisan kita. Setelah naskah jadi, sambil mengucap basmallah, kita kirim naskah kita. terselip doa semoga naskah kita keluar menjadi pemenang. Setidaknya itulah yang kurasakan setiap kali mengikuti lomba kepenulisan. Percaya diri dan siap bertarung.

Setelah sekian lama menunggu tibalah hari pengumuman pemenang. Hati rasanya deg-degan, jantung ikut bekerja lebih cepat, pikiran pun tak mau lepas dari bayangan menjadi pemenang. Namun, begitu lihat daftar pemenanya... hhh... lemaslah seluruh badan. Tak ada namaku di sana. Kecewa? jelas. Namun itulah kompetisi, tak mungkin semuanya juara 1. Maka, jika kita sudah menyiapkan hati untuk menang, maka siapkan juga hati kita untuk kalah. Ketimbang menang, kalah memang jauh lebih menyakitkan. Percayalah, mungkin naskah kita bukan tak bagus atau tak layak, hanya saja perlu reparasi di sana sini. Perbaiki, lalu kirim ke event lain. Itu jauh lebih mulia daripada menangisi lalu bertekad tak akan ikut event lagi. Katanya mau jadi penulis?

Orang bilang setiap naskah ada jodohnya sendiri-sendiri. Benarkah? mana ku tahu. Tapi sepertinya begitu, beberapa naskahku yang tak lolos sebuah event, lalu kurombak dengan tak jauh dari tema yang kuangkat akhirnya bisa menang di event lain. Terlepas apakah naskah kita berjodoh atau tidak, jika ingin jadi penulis ya harus siap terima kondisi apapun. Kalah menang biasa, sist.

So, kalau kamu mengalami hal sama sepertiku saat ini yaitu kekalahan bertubi-tubi, siapkan dirimu untuk event berikutnya. Asah terus kemampuan menulis kita. kita bisa berjalan karena sudah terbiasa, sebelum bisa jalan lancar pun kita tertatih dahulu dan jatuh berkali-kali. Tapi kita tetap nekad belajar jalan kan? hingga akhirnya kita benar-benar bisa BERJALAN. Kenapa semangat kita waktu bayi dulu tidak kita terapkan dalam menulis. Tak ada istilahnya tak ada bakat menulis, apa kamu pernah dengar kalimat, tak ada bakat berjalan. Kalau ada istilah itu pasti jarang ada yang bisa jalan. Makanya tetap semangat menulis. Jadikan kekalahan sebagai senjata agar kita bisa menulis lebih baik lagi.

So, semangat ya....!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar